Kamis, 04 Desember 2014

Yogyakarta Juga Peduli AIDS







Yogyakarta, 1 desember 2014 , seluruh lapisan masyarakat memadati lokasi monumen serangan umum 1 maret Yogyakarta untuk berpartisipasi dalam acara hari AIDS sedunia. acara hari AIDS sedunia ini diselenggarakan oleh komisi penanggulangan AIDS kota Yogyakarta bekerjasama dengan CD Bethesda serta LSM peduli hiv AIDS di kota Yogyakarta kelompok dukungan sebaya dan organisasi mahasiswa yang peduli HIV&AIDS. Acara ini  mengambil tema “ cegah dan lindungi diri, keluarga , masyarakat dari HIV & AIDS dalam rangka perlindungan HAM ”.

Melihat banyaknya korban dari HIV dan AIDS di yogyakarta membuat dinas kesehatan dan komisi penanggulangan AIDS Yogyakarta semakin tertarik untuk mengadakan acara rutin tentang HIV dan AIDS di kota pelajar tersebut. Provinsi DIY termasuk ke dalam daerah epidemi terkonsentrasi penyebaran HIV/AIDS. Hal ini berdasarkan data kumulatif kasus HIV/AIDS hingga Oktober 2007 yang mencapai 435 kasus. Dari data tersebut, sebanyak 326 kasus HIV dan 129 kasus AIDS. Sebanyak 60 persen diderita dari kelompok usia 20-29 tahun. Bahkan di tahun 2005 silam mulai dilaporkan adanya ibu yang terinfeksi dan bayi positif dari ibunya. Selain itu tahun 2006 menunjukkan angka prevalensi positif  HIV di kelompok Napi yang mewakili sebagian target pengguna napza suntik yaitu 7,55% sedangkan hasil pada kelompok sentinel 6,6 persen. Dari pihak komisi penanggulangan AIDS Yogyakarta menyatakan Sampai dengan bulan september 2014 , jumlah orang yang terinfeksi HIV dan AIDS di kota Yogyakarta sebanyak 774 orang, dengan rincian HIV 529 orang dan AIDS 245 orang. Diperkirakan jumlah kasus transmisi napza suntik menjadi semakin meninggi , transmisi napza suntik ini mengakibatkan banyaknya kematian anak muda, sangat disayangkan bahwa  anak muda merupakan harta karun kemajuan bagi negara malah harus mati dengan sia-sia oleh penyakit ini.
“angka yang sangat signifikan tersebut  membuat kota Yogyakarta masuk jajaran kota terkonsentrasi HIV dan AIDS, perlu adanya penanggulan penyakit berbahaya ini secara efektif dan berkelanjutan” ungkap Ayu salah satu anggota LSM dan panitia hari AIDS sedunia.
Daerah Istimewa Yogyakarta ini dirasa cukup rawan dalam penyebaran HIV / AIDS , karena Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang mempunyai cukup banyak masyarakat pendatang dari berbagai penjuru daerah baik dalam maupun luar negeri. Melihat kondisi kota Yogyakarta dan kenaikan yang cukup drastis tersebut tentunya menjadi hal penting untuk disampaikan kepada masyarakat umum. Dengan memiliki pemahaman yang benar , harapannya masyarakat mampu melakukan upaya pencegahan terhadap HIV dan AIDS.
Hal tersebut juga tertuang dalam Visi  dan misi dari acara HIV / AIDS  ini bertujuan agar masyarakat kota Yogyakarta terhindar dari HIV / AIDS  dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat akan resiko penularan HIV sehingga terbentuk  perilaku aman untuk terhindar dari HIV dan AIDS, menyediakan pelayanan HIV dan AIDS yang komprehensif dan berkesinambungan, dan tentunya menyediakan dukungan terhadap ODHA (orang dengan HIV / AIDS ) sehingga mengurangi stigma dan diskriminasi. Selain itu acara ini bertujuan dalam meningkatkan partisipasi aktif aktif dari berbagai macam instansi pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat lainnya yang belum mengerti dengan jelas bahaya dari HIV / AIDS untuk umat manusia.

Kegiatan “cegah dan lindungi diri, keluarga , masyarakat dari HIV & AIDS dalam rangka perlindungan HAM “ di monumen serangan umum 1 maret ini dikemas dalam bentuk edutainment ( edukasi dan entertainment ). Sebelum malam puncak HIV / AIDS , agenda kegiatan mulai dari pukul 06.00 pagi dengan diawali senam pagi dan flashmob di monumen serangan umum 1 maret Yogyakarta sampai pukul 09.00. Acara dilanjutkan dengan  longmarch (aksi damai ) mulai dari sekitar pukul 15.00 sampai sekitar 18.00 dengan rute dari taman parkir Abu Bakar Ali sampai dengan monumen serangan umum 1 maret . Peserta longmarch yang berjumlah sekitar 200 orang merupakan perwakilan dari dari warga peduli AIDS , Puskesmas ,  LSM dan mahasiswa. Malam puncak acara hari AIDS sedunia dibuka oleh ketua komisi penanggulangan AIDS  dr. Bondan Agus Suryanto, dan dijelaskan secara rinci dan jelas perihal data laporan korban yang terjangkit HIV / AIDS oleh dr. Novi. Acara hari AIDS sedunia ini menggunakan drama musikal dengan berjudul “ Surti kena AIDS “ untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat bagaimana HIV / AIDS bisa terjangkit  , dan dampak yang akan terjadi bagi diri sendiri jika terjangkit HIV / AIDS. Drama musikal “ Surti kena AIDS ini dipentaskan oleh sanggar Krido Budoyo Yogyakarta. Cerita yang dikemas dari drama tersebut juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat dan mengusung tema tradisional dan terdapat sisipan-sisipan dengan menggunakan bahasa jawa.. Selain itu kita juga bisa melihat penampilan modern dance dari Vsecret dance crew, Niti Budaya, dan tidak kalah ketinggalan tarian tradisional juga ditampilkan dalam acara tersebut seperti tari oglek yang juga ditampilkan oleh Niti Budaya. Tidak hanya menampilkan drama musikal dan tarian saja tentunya pada acara ini kita juga disajikan dengan hiburan singing live ,tentunya lagu yang dinyanyikan oleh para bintang tamu lokal ini membawa pesan terdalam dengan bertemakan perjuangan kehidupan, cinta, dan keluarga. Duta filia dan duta HIV / AIDS juga ikut serta dalam memeriahkan acara hari aids sedunia di Yogyakarta ini untuk membagikan informasi bagi kaum muda akan bahaya dari penyakit HIV / AIDS. Panitia penyelenggara acara hari AIDS sedunia di Yogyakarta memilih lokasi monumen serangan umum 1 maret , karena area tersebut merupakan area yang dikelilingi oleh para pemuda-pemudi dari seluruh penjuru kota Yogyakarta berkumpul dan tanpa dikenakan harga tiket masuk agar mereka semakin tertarik untuk menghadiri acara hari AIDS sedunia. Selain menghadirkan berbagai macam jenis hiburan , tentunya acara ini juga menyediakan layanan VCT (voluntary counseling test). VCT (Voluntary Counseling and Testing) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menangani penyebaran HIV/AIDS (Depkes RI, 2006). VCT adalah proses konseling pra testing, konseling post testing, dan testing HIV secara sukarela yang bersifat confidental (rahasia) dan secara lebih dini membantu orang mengetahui status HIV. Konseling pra testing memberikan pengetahuan tentang HIV dan manfaat testing, pengambilan keputusan untuk testing, dan perencanaan atas issue HIV yang akan dihadapi. Konseling post testing membantu seseorang untuk mengerti & menerima status (HIV+) dan merujuk pada layanan dukungan. Voluntary Counseling Test (VCT)  merupakan pintu masuk penting untuk pencegahan dan perawatan HIV. Para konselor HIV ini berlatar belakang psikologi & ilmuwan psikologi (psychiatrists, family therapist, psikologi terapan) yang sudah mengikuti pelatihan VCT dengan standar WHO (world health organization), Profesional dari kalangan perawat, pekerja sosial, dokter, dan PLWHA yang sudah terlatih. Semoga dengan kehadiran acara tahunan hari AIDS sedunia ini bisa menambah wawasan masyarakat tentang apa itu HIV / AIDS , mengurangi penderita HIV / AIDS , dan tidak tercipta diskriminasi bagi penderita HIV/ AIDS dilingkungan sosial mereka. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar