Yogyakarta,
1 desember 2014 , seluruh lapisan masyarakat memadati lokasi monumen serangan
umum 1 maret Yogyakarta untuk berpartisipasi dalam acara hari AIDS sedunia. acara
hari AIDS sedunia ini diselenggarakan oleh komisi penanggulangan AIDS kota Yogyakarta
bekerjasama dengan CD Bethesda serta LSM peduli hiv AIDS di kota Yogyakarta kelompok
dukungan sebaya dan organisasi mahasiswa yang peduli HIV&AIDS. Acara ini mengambil tema “ cegah dan lindungi diri,
keluarga , masyarakat dari HIV & AIDS dalam rangka perlindungan HAM ”.
Melihat
banyaknya korban dari HIV dan AIDS di yogyakarta membuat dinas kesehatan dan
komisi penanggulangan AIDS Yogyakarta semakin tertarik untuk mengadakan acara
rutin tentang HIV dan AIDS di kota pelajar tersebut. Provinsi DIY termasuk ke
dalam daerah epidemi terkonsentrasi penyebaran HIV/AIDS. Hal ini berdasarkan
data kumulatif kasus HIV/AIDS hingga Oktober 2007 yang mencapai 435 kasus. Dari
data tersebut, sebanyak 326 kasus HIV dan 129 kasus AIDS. Sebanyak 60 persen
diderita dari kelompok usia 20-29 tahun. Bahkan di tahun 2005 silam mulai
dilaporkan adanya ibu yang terinfeksi dan bayi positif dari ibunya. Selain itu tahun
2006 menunjukkan angka prevalensi positif HIV di kelompok Napi yang mewakili sebagian
target pengguna napza suntik yaitu 7,55% sedangkan hasil pada kelompok sentinel
6,6 persen. Dari pihak komisi penanggulangan AIDS Yogyakarta menyatakan Sampai
dengan bulan september 2014 , jumlah orang yang terinfeksi HIV dan AIDS di kota
Yogyakarta sebanyak 774 orang, dengan rincian HIV 529 orang dan AIDS 245 orang.
Diperkirakan jumlah kasus transmisi napza suntik menjadi semakin meninggi ,
transmisi napza suntik ini mengakibatkan banyaknya kematian anak muda, sangat
disayangkan bahwa anak muda merupakan
harta karun kemajuan bagi negara malah harus mati dengan sia-sia oleh penyakit
ini.
“angka yang sangat
signifikan tersebut membuat kota
Yogyakarta masuk jajaran kota terkonsentrasi HIV dan AIDS, perlu adanya
penanggulan penyakit berbahaya ini secara efektif dan berkelanjutan” ungkap Ayu
salah satu anggota LSM dan panitia hari AIDS sedunia.
Daerah Istimewa
Yogyakarta ini dirasa cukup rawan dalam penyebaran HIV / AIDS , karena
Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang mempunyai cukup banyak
masyarakat pendatang dari berbagai penjuru daerah baik dalam maupun luar
negeri. Melihat kondisi kota Yogyakarta dan kenaikan yang cukup drastis
tersebut tentunya menjadi hal penting untuk disampaikan kepada masyarakat umum.
Dengan memiliki pemahaman yang benar , harapannya masyarakat mampu melakukan
upaya pencegahan terhadap HIV dan AIDS.
Hal tersebut juga
tertuang dalam Visi dan misi dari acara
HIV / AIDS ini bertujuan agar masyarakat
kota Yogyakarta terhindar dari HIV / AIDS
dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat akan resiko penularan HIV
sehingga terbentuk perilaku aman untuk
terhindar dari HIV dan AIDS, menyediakan pelayanan HIV dan AIDS yang
komprehensif dan berkesinambungan, dan tentunya menyediakan dukungan terhadap
ODHA (orang dengan HIV / AIDS ) sehingga mengurangi stigma dan diskriminasi. Selain
itu acara ini bertujuan dalam meningkatkan partisipasi aktif aktif dari
berbagai macam instansi pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat lainnya yang
belum mengerti dengan jelas bahaya dari HIV / AIDS untuk umat manusia.
Kegiatan “cegah dan lindungi diri, keluarga ,
masyarakat dari HIV & AIDS dalam rangka perlindungan HAM “ di monumen
serangan umum 1 maret ini dikemas dalam bentuk edutainment ( edukasi dan
entertainment ). Sebelum malam puncak HIV / AIDS , agenda kegiatan mulai dari
pukul 06.00 pagi dengan diawali senam pagi dan flashmob di monumen serangan
umum 1 maret Yogyakarta sampai pukul 09.00. Acara dilanjutkan dengan longmarch (aksi damai ) mulai dari sekitar
pukul 15.00 sampai sekitar 18.00 dengan rute dari taman parkir Abu Bakar Ali
sampai dengan monumen serangan umum 1 maret . Peserta longmarch yang berjumlah
sekitar 200 orang merupakan perwakilan dari dari warga peduli AIDS , Puskesmas
, LSM dan mahasiswa. Malam puncak acara
hari AIDS sedunia dibuka oleh ketua komisi penanggulangan AIDS dr. Bondan Agus Suryanto, dan dijelaskan
secara rinci dan jelas perihal data laporan korban yang terjangkit HIV / AIDS
oleh dr. Novi. Acara hari AIDS sedunia ini menggunakan drama musikal dengan berjudul
“ Surti kena AIDS “ untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat bagaimana HIV /
AIDS bisa terjangkit , dan dampak yang
akan terjadi bagi diri sendiri jika terjangkit HIV / AIDS. Drama musikal “
Surti kena AIDS ini dipentaskan oleh sanggar Krido Budoyo Yogyakarta. Cerita
yang dikemas dari drama tersebut juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh masyarakat dan mengusung tema tradisional dan terdapat sisipan-sisipan
dengan menggunakan bahasa jawa.. Selain itu kita juga bisa melihat penampilan
modern dance dari Vsecret dance crew, Niti Budaya, dan tidak kalah ketinggalan
tarian tradisional juga ditampilkan dalam acara tersebut seperti tari oglek
yang juga ditampilkan oleh Niti Budaya. Tidak hanya menampilkan drama musikal
dan tarian saja tentunya pada acara ini kita juga disajikan dengan hiburan singing live ,tentunya lagu yang
dinyanyikan oleh para bintang tamu lokal ini membawa pesan terdalam dengan
bertemakan perjuangan kehidupan, cinta, dan keluarga. Duta filia dan duta HIV /
AIDS juga ikut serta dalam memeriahkan acara hari aids sedunia di Yogyakarta
ini untuk membagikan informasi bagi kaum muda akan bahaya dari penyakit HIV /
AIDS. Panitia penyelenggara acara hari AIDS sedunia di Yogyakarta memilih
lokasi monumen serangan umum 1 maret , karena area tersebut merupakan area yang
dikelilingi oleh para pemuda-pemudi dari seluruh penjuru kota Yogyakarta
berkumpul dan tanpa dikenakan harga tiket masuk agar mereka semakin tertarik
untuk menghadiri acara hari AIDS sedunia. Selain menghadirkan berbagai macam
jenis hiburan , tentunya acara ini juga menyediakan layanan VCT (voluntary counseling test). VCT (Voluntary Counseling and Testing)
merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk
menangani penyebaran HIV/AIDS (Depkes RI, 2006). VCT adalah proses konseling
pra testing, konseling post testing, dan testing HIV secara sukarela yang
bersifat confidental (rahasia) dan
secara lebih dini membantu orang mengetahui status HIV. Konseling pra testing
memberikan pengetahuan tentang HIV dan manfaat testing, pengambilan keputusan
untuk testing, dan perencanaan atas issue HIV yang akan dihadapi. Konseling
post testing membantu seseorang untuk mengerti & menerima status (HIV+) dan
merujuk pada layanan dukungan. Voluntary Counseling Test (VCT) merupakan
pintu masuk penting untuk pencegahan dan perawatan HIV. Para konselor HIV ini
berlatar belakang psikologi & ilmuwan psikologi (psychiatrists, family therapist, psikologi terapan) yang sudah
mengikuti pelatihan VCT dengan standar WHO (world health organization), Profesional
dari kalangan perawat, pekerja sosial, dokter, dan PLWHA yang sudah terlatih.
Semoga dengan kehadiran acara tahunan hari AIDS sedunia ini bisa menambah
wawasan masyarakat tentang apa itu HIV / AIDS , mengurangi penderita HIV / AIDS
, dan tidak tercipta diskriminasi bagi penderita HIV/ AIDS dilingkungan sosial
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar